Assalamualaikum, hai balik lagi. Now, saya akan menceritakan pengalaman yang paling berharga. Mungkin, semua orang pasti akan merasa senang bila namanya dipanggil maju ke depan panggung sebagai pemenang, apalagi kalau itu event-event penting kayak OSN, FLS2N, O2SN, dll. Nah, saya akan menceritakan pengalaman saya (bagi-bagi kebahagiaan) yah...walaupun itu saat saya masih kelas tujuh SMP.
Saya nggak menang OSN/FLS2N/O2SN, tapi alhamdulillah Allah memberi kesempatan saya untuk maju ke depan panggung di acara Jambore Duta Sanitasi Nasional 2013. Sebenarnya bukan moment saat maju ke depannya yang paling berharga, tetapi proses perjuangannya jauh lebih berharga. Alhamdulillah saat itu saya mendapat juara 2 lomba Duta PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) nasional.
Sekarang saya mau nyeritain dulu dari perjuangannya. Jadi untuk sampai ke nasional itu susah. Lawannya berat-berat,soalnya pada aktif ngomong, nanya, dan yah.. pokoknya aktiflah. Saya langsung minder dan pesimis, "ah pasti orang itu yang menang" kataku. Soalnya, seorang duta-kan pasti aktif berbicara. Tapi ya gak papalah, usaha dulu hasil mah belakangan, pikirku. Saat itu akan diadakan sesi presentasi, sayapun menyiapkannya hingga larut malam. Esoknya, saat sesi presentasi di tingkat provinsi berlangsung, alhamdulillah berjalan dengan lancar dan saya berhasil meyakinkan juri. Saat pengumuman esok harinya, tak disangka-sangka saya mendapat juara 1 (alhamdulillah...). Awalnya saya merasa sangat senag, tapi tiba-tiba muncul dalam hati beban baru. "Berarti kalo menang di provinsi, saya memiliki tanggung jawab untuk mewakili provinsi di tingkat nasional. Duh..aku bisa gak ya?" Tanyaku (tentunya dalam hati). Tapi yah sudahlah, setidaknya saya berusaha dulu. Perjuangan masih terus berlanjut....
Saat yang dinanti-nantikan pun tiba. Saat saya check-in di hotel tempat lomba (di Jakarta), saya mengamati dengan saksama peserta dari daerah lain. Wuihh.. kayaknya mukanya pada meyakinkan, muka-muka siap menang gitu dah. Langsung pesimis lagi. Esoknya saat penjurian tiba, jurinya lebih alot dan susah untuk diyakinkan, alhasil saya gak lolos babak penyisihan. Saya langsung kosong aktivitas dan leha-leha di kamar hotel. Saat mau tidur, tiba-tiba guru pembimbingku dateng dan bilang,"Jeh, ada lomba duta PHBS tuh. Ikut sana!". "Hah apaan tuh, teh?(panggilannya Teh Itoh)"kataku. "Itu lomba sampingan dari Lomba duta sanitasi. Kalo duta santitasi diadain sama menteri PU, kalo duta phbs sama menteri kesehatan."jelasnya. "Terus lombanya ngapain?"Tanyaku. "Yah udah ikut aja sana!". Akhirnya, tanpa persiapan sama sekali, saya mencoba peruntungan di lomba itu. Ternyata lombanya suruh ngisi soal-soal tentang phbs. Kriteria yang lulus ke tahap selanjutnya adalah yang jawab paling banyak bener dan ngumpulin paling cepet. Dipilihlah 35 orang untuk ikut babak kedua dan alhamdulillah saya masuk. Di babak kedua, disuruh memberikan pendapat dan penyelesaian dari masalah-masalah kesehatan yang diberikan. Sayapun menjawabnya denga lancar berdasarkan pengetahuan saya.
Saat Closing ceremony, tibalah saatnya untuk pengumuman lomba duta phbs. Dari 35 orang hanya dipilih 5 orang. Pengumumannya dimulai dari juara 5, dan pengumuman terus berlanjut (saya kok gak dipanggil-panggil yah?). Saat MC berkata, "juara 2 adalah....", langsung berharap cemas karena tersisa 2 posisi lagi. "Ah udah ini mah.."pikirku pesimis. Tiba-tiba MC bilang "JEHANT FATRA HADI". Langsung pikiran nge-blank. "Itu beneran aku?"Tanyaku pada temen sebelahku. "Iya..sana buruan maju!" kata temenku yang udah girang duluan. Akhirnya dengan perasaan yang masih shock saya maju ke depan panggung untuk menerima penghargaan. Inilah saat-saat klimaksnya, saya menerima sertifikat dari kementrian kesehatan. Saya melihat dengan saksama tanda tangan menterinya," Wuih.. tanda tangan asli Nafsiah Mboi, keren.." That was an unforgettable night on my life.
Sabtu, 30 Januari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar